Krisis di Negara Zimbabwe terjadi pada awal abad ke-21. Krisis ini meliputi masalah ekonomi, politik, dan sosial yang parah di negara tersebut.
Pada tahun 2000, pemerintah Zimbabwe meluncurkan program reformasi pertanahan yang bertujuan untuk mendistribusikan kembali tanah yang dikontrol oleh pemukim kulit putih kepada petani Zimbabwe yang berkulit hitam. Namun, pelaksanaan reformasi ini sering kali tidak terorganisir dengan baik dan terjadi penyerahan tanah yang tidak adil. Hal ini berdampak pada penurunan produksi pertanian dan ketidakstabilan ekonomi.
Selain itu salah satu masalah utama dalam krisis Zimbabwe adalah hiperinflasi yang mencapai tingkat yang luar biasa. Penyebab utamanya adalah kebijakan moneter yang buruk, defisit anggaran yang tinggi, dan pencetakan uang yang berlebihan oleh pemerintah. Pada puncaknya, inflasi mencapai tingkat tertinggi di dunia, dengan angka inflasi yang melebihi miliaran persen.
Hiperinflasi, penurunan produksi pertanian, dan ketidakstabilan politik menyebabkan perekonomian Zimbabwe merosot secara signifikan. Banyak perusahaan tutup, tingkat pengangguran meningkat, dan tingkat kemiskinan meluas di kalangan penduduk.
Selama periode tersebut, Zimbabwe juga mengalami ketegangan politik yang parah. Pemilihan umum kontroversial dan dugaan kecurangan pemilu meningkatkan ketidakstabilan politik di negara tersebut. Pemerintah melakukan tindakan represif terhadap oposisi politik dan kebebasan berpendapat.
Akibat krisis ekonomi dan politik, akhirnya banyak warga Zimbabwe memutuskan untuk meninggalkan negara mereka dalam mencari kehidupan yang lebih baik. Mereka menjadi pengungsi atau mencari pekerjaan di negara-negara tetangga seperti Afrika Selatan.
Beberapa langkah telah diambil untuk mengatasi krisis Zimbabwe. Pada tahun 2009, pemerintah Zimbabwe mengadopsi mata uang dolar AS sebagai upaya untuk mengendalikan inflasi. Selanjutnya, pada tahun 2019, pemerintahan baru dilantik setelah pengunduran diri Presiden Robert Mugabe, membawa harapan akan reformasi ekonomi dan politik yang lebih baik. Meskipun demikian, pemulihan penuh dari krisis tersebut membutuhkan waktu dan upaya yang signifikan.
Simak penjelasan tentang resesi di faynim.my.id berjudul "Apa itu Resesi, Pengertiannya Begini"